Dalam rangka pengentasan kemiskinan di Indonesia, pemerintah memberikan bantuan sosial guna membantu memenuhi kebutuhan dasar penerima manfaat sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Pelaksanaan program ASLUT di Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri Sosial Nomor 12 tahun 2013 tentang program Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar. Tujuan dari program ASLUT ini adalah memberikan kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan hidup dasar lanjut usia penerima manfaat dan membantu meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya. Penelitian ini mengkaji bagaimana pendampingan pekerja sosial terhadap pemanfaatan dana bantuan dan perilaku konsumtif lanjut usia penerima manfaat program Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar. Namun pendampingan ini tidak sejalan dengan tujuan program ASLUT, penerima manfaat memanfaatkan dana bantuan untuk pembelanjaan tidak diperlukan yang selanjutnya disebut dengan perilaku konsumtif. Metode dalam penelitian menggunakan pendekatan kualitatif yang disajikan secara deskriptif berdasarkan fenomena yang terjadi di lapangan. Data diperoleh dari hasil wawancara mendalam, observasi lapangan secara langsung serta pengumpulan dokumen sebagai bukti penguat dalam penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kurang optimalnya pendampingan pekerja sosial dalam melakukan pendampingan di lapangan. Pendampingan pekerja sosial dalam pemanfaatan dana bantuan seharusnya dapat mencapai tujuan dari program asistensi sosial lanjut usia terlantar pemerintah, yaitu membantu pemenuhan kebutuhan dasar penerima manfaat dan peningkatan kesejahteraan lansia. Namun penerima manfaat tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya dan muncul perilaku konsumtif sebagai akibat kurang optimalnya pendampingan secara intensif dari pekerja sosial.