Perubahan iklim dan kondisi lingkungan yang semakin memburuk menjadi perhatian penting dalam pembangunan berkelanjutan. Kementerian PPN/Bappenas memperkirakan kerugian ekonomi akibat dampak perubahan iklim bisa mencapai Rp 115 triliun pada 2024, Hal ini mendorong perlunya implementasi praktik ramah lingkungan di berbagai sektor, termasuk perbankan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan mengumpulkan data melalui metode field research yaitu pendekatan lapangan secara langsung terhadap pihak Bank Syariah Indonesia Kantor Cabang Pembantu Karangkobar Purwokerto). teknik pengumpulan data yaitu, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Branch Operational Service and Manager dan 5 Nasabah pengguna aktif BSI Mobile. Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Bank Syariah Indonesia Kantor Cabang Pembantu Karangkobar Purwokerto berhasil menerapkan green banking melalui BSI Mobile dengan empat aspek: Green Product (pengurangan kertas melalui BSI Mobile), Green Operational (sistem paperless dan penghematan energi), Green Customer (edukasi nasabah), dan Green Policy (pelatihan karyawan dan kerjasama Usaha Mikro Kecil Menengah yang ramah lingkungan). Namun, penelitian menunjukkan aspek green banking belum menjadi faktor utama pada loyalitas nasabah, karena mayoritas nasabah lebih mengutamakan aspek kemudahan penggunaan. Bank Syariah Indonesia Kantor Cabang Pembantu Karangkobar Purwokerto perlu merancang strategi edukasi yang lebih efektif serta program insentif yang menarik bagi nasabah untuk mendorong integrasi nilai green banking ke dalam fitur aplikasi, khususnya BYOND By BSI.