Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana representasi realitas, representasi media, dan ideologi dalam film Hamka dan Siti Raham membentuk konstruksi tentang agama, perjuangan, dan nasionalisme, serta bagaimana komodifikasi nilai-nilai agama dihadirkan dalam narasi film tersebut. penelitian ini menyoroti bagaimana nilai-nilai keagamaan tidak hanya ditampilkan sebagai ajaran spiritual, tetapi juga dikemas dalam bentuk dramatik yang berfungsi sebagai komoditas budaya untuk menarik perhatian dan emosi penonton. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran mendalam mengenai objek kajian berdasarkan data kualitatif yang di peroleh melalui observasi dan dokumentasi. dengan metode analisis semiotika John Fiske, yang menelaah tanda-tanda pada tiga level makna: realitas, representasi, dan ideologi. Pada level realitas, dianalisis elemen seperti gestur, pakaian, ekspresi wajah, dan latar tempat. Level representasi menyoroti bagaimana media mengonstruksi makna melalui sinematografi, dialog, dan alur cerita. Level ideologi mengkaji nilai-nilai dominan atau sistem keyakinan yang tersirat dalam narasi dan bagaimana hal tersebut mencerminkan struktur sosial dan kekuasaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada level realitas level realitas, film merepresentasikan Buya Hamka sebagai ulama pejuang melalui tindakan, dialog, kostum, dan ekspresi religius. Pada level representasi, perjuangan dan keimanan dibangun melalui sinematografi, karakter, dan narasi dramatik. Sementara pada level ideologi, Islam ditampilkan sebagai kekuatan spiritual dan sosial yang mendukung nasionalisme.