Dalam pembagian hibah, terdapat kesepakatan dan tanggung jawab yang didasarkan pada rasa keadilan, kasih sayang, dan keikhlasan antara orang tua sebagai pemberi dan anak sebagai penerima. Dalam Islam, tujuan utama hibah adalah menjaga keharmonisan keluarga, mencegah potensi konflik, serta mewujudkan prinsip keadilan. Praktik hibah ini dipandang sebagai Solusi untuk menghindari sengketa di masa depan melalui pembagian harta yang jelas dan adil. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang dilakukan di Desa Purwodadi Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis empiris, dengan bersumber pada data primer diperoleh dari wawancara kepada 11 informan, serta data sekunder dari literatur, artikel, dan jurnal yang relevan. Metode pengumpulan data mencangkup observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis dilakukan melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan Kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan hibah oleh orang tua telah memenuhi syarat dan rukun hibah dalam Islam, yaitu pemberi, penerima, objek hibah dan sighat. Meskipun upaya untuk menciptakan keadilan, masih ada berbagai tantangan atau hambatan dalam bagaimana keadilan dirasakan oleh orang-orang, seperti ketidakpuasan dari ahli waris yang merasa haknya tidak di akui. Pendekatan resolusi konflik digunakan untuk menyelesaikan perbedaan, dengan melibatkan musyawarah keluarga, kompromi, dan diskusi terbuka untuk menjaga keutuhan keluarga. Hibah ini mencerminkan prinsip keadilan dalam Islam serta menjaga sarana untuk membangun hubungan keluarga yang harmonis dan berkelanjutan.