Dalam dunia perbankan, risiko terjadinya fraud menjadi isu serius, termasuk di perbankan syariah. Bank Muamalat sebagai pelopor bank syariah pertama di Indonesia juga menghadapi ancaman kecurangan yang tidak bisa diabaikan. Meskipun pengawasan formal telah dibentuk, potensi fraud tetap muncul jika tidak ditopang oleh kekuatan internal organisasi, seperti budaya organisasi yang sehat, sistem penghargaan dan hukuman yang adil, serta moralitas keislaman pegawai. Selain itu, adanya individu dengan kapabilitas khusus juga dapat menjadi celah terjadinya fraud jika tidak diawasi dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pencegahan fraud di Bank Muamalat KCP Purbalingga melalui pendekatan Fraud Diamond Theory, yang terdiri dari tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), rasionalisasi (rationalization), dan kapabilitas (capability). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi terhadap pegawai dan pimpinan bank. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi mampu membatasi peluang (opportunity) tindakan fraud. Sistem reward and punishment efektif mengurangi tekanan (pressure) dan meningkatkan motivasi pegawai untuk taat aturan. Moralitas keislaman memperkuat integritas individu dalam menjaga amanah mampu menekan rasionalisasi (razionalization). Sementara itu, aspek (capability) dikendalikan melalui sistem pembagian wewenang dan pengawasan berlapis agar tidak disalahgunakan oleh individu yang memiliki kemampuan teknis tinggi. Dengan demikian, strategi pencegahan fraud di Bank Muamalat KCP Purbalingga dapat dikatakan berjalan efektif dalam menjaga integritas lembaga. Kata kunci: pencegahan fraud, fraud diamond, budaya organisasi, reward and punishment, moralitas keislaman