No image available for this title

Skripsi

MAKNA KATA AL-MAGḌŪB DAN AḌ-ḌALLĪN DALAM Q.S. AL-FATIHAH AYAT 7 (ANALISIS PENDEKATAN MA’NA CUM MAGHZA)



Kata al-Magḍūb dan aḍ-Ḍallīn dalam Q.S. Al-Fatihah ayat 7 menjadi pembahasan yang penting untuk dikaji menggunakan teori ma’na cum maghza karena guna menyingkap makna dan pesan utama yang terkandung di dalam dua kata tersebut untuk dikontekstualisasikan pada era sekarang. Makna historis kata al-Magḍūb berarti orang yang dimurkai yang ditujukan untuk orang Yahudi dan kata aḍ-Ḍallīn berarti orang yang sesat yang ditujukan untuk orang Nasrani. Penyebutan julukan ini murni berdasarkan hadits Nabi dan tidak mengacu pada semua umat Yahudi dan Nasrani. Sesuai teori ma’na cum maghza, maka didapati rumusan masalah sebagai berikut: 1) Bagaimana makna historis kata al-Magḍūb dan aḍ-Ḍallīn dalam Q.S. al-Fatihah ayat 7?, 2) Bagaimana signifikansi fenomenal historis kata al-Magḍūb dan aḍ-Ḍallīn dalam Q.S. al-Fatihah ayat 7?, 3) Bagaimana membentuk signifikansi fenomenal dinamis kata al-Magḍūb dan aḍ-Ḍallīn dalam Q.S. al-Fatihah ayat 7?. Penelitian ini tergolong penelitan kepustakaan, dimana sumber-sumbernya berupa teks bacaan. Adapun sumber primernya yaitu al-Qur’an dan sumber sekundernya yaitu kamus bahasa arab, kitab-kitab tafsir, skripsi, jurnal, dan lain-lain. Dari penelitian ini membuahkan hasil penelitian sebagai berikut: pertama, makna historis kata al-Magḍūb ialah orang-orang yang dimurkai Allah. Orang-orang yang dimurkai Allah yang dimaksud ayat ini yaitu orang-orang Yahudi. Sedangkan kata aḍ-Ḍallīn ialah orang-orang yang sesat. Orang-orang sesat yang dimaksud ayat ini yaitu orang-orang Nasrani. Kedua, signifikansi fenomenal historis Q.S. Al-Fatihah ayat 7 adalah alasan mengapa umat Yahudi dan Nasrani dijuluki orang yang dimurkai dan orang yang sesat karena mereka melakukan pelanggaran dan kejahatan yang membuat Allah murka dan menyimpang dari kebenaran. Ayat ini juga sebagai bantahan terhadap kelompok Qadariyah, Imamah, dan Mu’tazilah yang beranggapan bahwa manusia lah yang mempunyai kehendak atas perbuatan mereka seperti tetap berbuat taat atau berbuat maksiat kepada Allah. Lalu dalam ayat ini Allah menganggap dusta pendapat mereka ini. Ketiga, signifikansi fenomenal dinamis yang dikembangkan dari signifikansi fenomenal historis yakni pada era sekarang ini perbuatan umat Yahudi dan Nasrani masih sering dilakukan tetapi semakin kompleks dan bervariasi macamnya. Seperti korupsi, pembunuhan, sesat berfikir, dan permusuhan.


Ketersediaan

25SK5100612.1Skripsi IATPerpustakaan UIN Saizu Purwokerto (Lt. 3 Skripsi)Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak dipinjamkan

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
Skripsi IAT
Penerbit FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN HUMANIORA UIN SAIZU : Purwokerto.,
Deskripsi Fisik
xx, 86 hal.; 30 cm. + lampiran
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
Cet.1
Subyek
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this