Pertanian di Desa Karanganyar Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas mengalami permasalahan berupa sumberdaya petani yang masih rendah karena dilihat dari tingkat pendidikan mereka yang hanya rata-rata SD dan SMP saja. Hal tersebut menyebabkan para petani mengalami keterbatasan pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi permasalahan di dunia pertanian. Dalam pertanian permasalahan yang seringkali muncul berupa hama, cuaca, air, harga pasar dan pupuk. Permasalahan tersebut mempengaruhi hasil produktivitas pertanian sehingga dapat mengganggu kesejahteraan petani. Petani memerlukan wadah untuk saling bekerjasama yaitu dengan dibentuknya organisasi kelompok tani. Dalam organisasi kelompok tani diperlukan upaya pemberdayaan supaya sumberdaya petani akan semakin meningkat sehingga mampu dalam menghadapi permasalahan pertanian. Penelitian ini dilakukan tujuannya untuk mendeskripsikan pemberdayaan Kelompok Tani Bakti dalam meningkatkan kesejahteraan petani di Desa Karanganyar Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas dan hambatan serta tantangan yang dialami oleh Kelompok Tani Bakti dalam melakukan pemberdayaan petani. Penelitian ini merupakan studi lapangan yang menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Sementara itu analisis data dalam penelitian ini mencangkup tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa Kelompok Tani Bakti berfungsi sebagai kelas belajar, wahana kerjasama dan unit produksi bagi para petani. Selain itu juga memiliki peran penting salah satunya melakukan pemberdayaan petani untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh petani yang tergabung kedalam Kelompok Tani Bakti yaitu Sekolah Lapang Petani (SLP), pelatihan dan gerakan pengendalian (gardal) salah satunya pemanfaatan burung hantu tyto alba. Dalam melakukan kegiatan pemberdayaan gerdal berupa pemanfaatan burung hantu tyto alba dilakukan proses pemberdayaan. Proses pemberdayaan yang dilakukan melalui beberapa tahap yaitu persiapan, pengkajian, perencanaan, pemformalisasian, pelaksanaan, evaluasi dan terminasi. Dari adanya proses dan kegiatan pemberdayaan tersebut sudah cukup meningkatkan kesejahteraan petani pada sisi ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Namun Kelompok Tani Bakti juga mengalami hambatan dan tantangan dalam melakukan pemberdayaan petani yaitu terkait infrastruktur, kesadaran dan pengetahuan petani.