Penelitian mengenai strategi dakwah pondok pesantren dalam rehabilitasi santri korban narkoba menyoroti pentingnya integrasi nilai-nilai spiritual dan praktik keagamaan dalam proses pemulihan. Pondok pesantren tidak hanya berperan sebagai lembaga pendidikan agama, tetapi juga sebagai pusat rehabilitasi yang menggabungkan pendekatan medis, sosial, dan spiritual. Praktik keagamaan seperti shalat berjamaah, dzikir, puasa sunnah, serta pembelajaran Al-Qur’an menjadi bagian utama dalam memperkuat keimanan, memulihkan aspek psikologis, dan membentuk perilaku positif santri selama masa rehabilitasi. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan datanya yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data primer didapatkan dari observasi dan wawancara dengan pengasuh, 3 pengurus rehabilitasi, 4 santri dalam proses rehabilitasi dan 3 warga sekitar pesantren rehabilitasi. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari buku, arsip, jurnal maupun skripsi. Metode analisis data menggunakan tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi nilai-nilai spiritual dan praktik keagamaan seperti shalat berjamaah, dzikir, dan puasa sunnah efektif dalam memperkuat keimanan, menumbuhkan motivasi untuk memahami, serta memulihkan aspek psikologis santri. Strategi dakwah yang digunakan meliputi strategi sentimentil (nasihat dan pelatihan karakter), rasional (kajian kitab dan penegakan aturan), serta indrawi (penerapan langsung praktik keagamaan). Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan ketenangan batin dan perubahan perilaku positif, tetapi juga memperkuat ketahanan diri dan kualitas hubungan sosial santri selama proses rehabilitasi. Temuan ini menekankan pentingnya peran pesantren sebagai lembaga rehabilitasi berbasis spiritual dalam mendukung pemulihan dan peningkatan spiritualitas santri korban konseling narkoba.