Pembelajaran dengan memperhatikan keberagaman siswa masih jarang dilakukan, terutama dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Secara umum, mata pelajaran ini dianggap membosankan, monoton, dan kurang diminati karena siswa masih dijadikan objek dalam proses pembelajaran, sehingga kreativitas pun berkurang. Kurikulum merdeka hadir dengan menekankan pentingnya pembelajaran berbasis siswa, salah satunya melalui pendekatan pembelajaran berdiferensiasi yang menyesuaikan proses belajar dengan kebutuhan individu siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran berdiferensiasi pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Muhammadiyah 01 Purbalingga. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi non partisipan, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru telah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas melalui tiga tahapan pembelajaran, yaitu tahap awal, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Pada tahap awal, guru berperan sebagai perancang, fasilitator, dan motivator. Pada tahap pelaksanaan, guru menerapkan pembelajaran berdiferensiasi melalui kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup yang disesuaikan dengan komponen utama diferensiasi, yaitu konten, proses, produk, dan lingkungan belajar. Sementara itu, pada tahap evaluasi, guru menggunakan berbagai bentuk asesmen formatif dan sumatif yang bervariasi guna mengukur capaian belajar secara adil dan sesuai dengan karakteristik siswa. Temuan ini menunjukkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi melalui tiga tahapan pembelajaran dan empat komponen diferensiasi dapat mendorong motivasi, partisipasi aktif, minat belajar siswa, dan pencapaian belajar dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.