Kemajuan teknologi informasi yang pesat telah melahirkan media sosial, yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai segi kehidupan. Salah satu aplikasi media sosial yang tengah populer di kalangan masyarakat Indonesia saat ini adalah TikTok. Seseorang dapat memanfaatkan TikTok untuk membangun personal branding dengan menampilkan keunikan serta kemampuan yang dimiliki. Dalam hal ini, TikTok memberikan ruang bagi siapa saja untuk mengekspresikan minat mereka. Seperti Habib Husein Ja’far Al Hadar yang mengekspresikan minatnya untuk berdakwah melalui akun TikTok @huseinjafar. Dalam hal ini, peneliti ingin mengetahui bentuk personal branding berdasarkan The Eight Law of Personal Branding milik Peter Montoya yang dilakukan oleh Habib Husein Ja’far Al Hadar melalui TikTok sebagai da’i moderat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes yaitu makna denotasi, konotasi dan mitos. Jenis penelitian yang digunakan library research, pengumpulan data secara observasi dan dokumentasi dari empat video yang terdapat di akun TikTok @huseinjafar. Dianalisis menggunakan indikator-indikator moderasi beragama dan The Eight Law of Personal Branding milik Peter Montoya. Hasil dari penelitian yang dilakukan pada empat unggahan video TikTok Habib Husein Jafar Al Hadar menunjukkan bahwa personal branding Habib Husein Ja’far Al Hadar terdapat delapan konsep personal branding Peter Montoya dan hukum yang menjadi kekuatan personal branding Habib Husein Ja’far Al Hadar adalah hukum spesialisasi dan hukum perbedaan, karena Habib Husein Ja’far Al Hadar menunjukkan spesialisasinya sebagai da’i moderat dan perbedaanya dalam berpakaian serta isi dari pesan-pesan dakwahnya menekankan toleransi beragama. Maka, dapat disimpulkan bahwa Habib Husein Ja’far Al Hadar berhasil membentuk personal branding-nya sebagai da’i moderat dengan sangat baik di TikTok.