Regulasi emosi merupakan kemampuan individu dalam mengendalikan dan mengelola emosinya untuk mencapai keseimbangan psikologis. Mantan pecandu rokok sering kali mengalami tantangan dalam menghadapi tekanan emosional dan sosial yang dapat memicu keinginan untuk kembali merokok. Individu yang memiliki regulasi emosi yang baik mampu mengelola dorongan tersebut dan meningkatkan kesadaran diri untuk mempertahankan gaya hidup bebas rokok. Penelitian ini dilakukan di Desa Karangturi, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, dengan tujuan untuk mengetahui proses regulasi emosi berperan dalam membentuk kesadaran diri mantan pecandu rokok dalam mempertahankan keputusan berhenti merokok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam dengan tiga mantan pecandu rokok yaitu BSA, FS, dan AAF. Objek penelitian ini adalah tahapan regulasi emosi yang digunakan oleh mantan pecandu rokok dalam membentuk kesadaran diri mereka Hasil penelitian menunjukkan bahwa regulasi emosi memiliki peran penting dalam membantu mantan pecandu rokok mengatasi dorongan untuk kembali merokok. Partisipan menggunakan berbagai strategi regulasi emosi, seperti pemilihan situasi (menghindari lingkungan yang memicu keinginan merokok), perubahan kognitif (mengubah cara pandang terhadap rokok), pencarian dukungan sosial (keluarga dan teman), serta aktivitas pengalihan (berolahraga). Regulasi emosi yang baik membantu partisipan untuk lebih sadar akan dampak negatif merokok, sehingga mereka lebih mampu mempertahankan keputusan untuk berhenti. Temuan ini menunjukkan bahwa regulasi emosi berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran diri mantan pecandu rokok, yang berdampak pada keberhasilan partisipan dalam menjalani kehidupan yang lebih sehat dan bebas dari rokok. Kata Kunci: Regulasi Emosi, Kesadaran Diri, Mantan Pecandu Rokok, Berhenti Merokok.