Penelitian ini mengkaji strategi militansi Syekh Ahmad Yasin selama Intifadah Pertama Palestina (1987-1993), menyoroti peran dan taktiknya yang terorganisir dalam melawan penjajahan Israel. Studi ini menggunakan data utama dari wawancara eksklusif antara Syekh Ahmad Yasin dan Ahmad Mansur dalam program televisi Syāhid alā al-Aṣr yang disiarkan Al-Jazeera Arabic pada tahun 1999. Wawancara tersebut mengungkap data kebaruan terkait berbagai metode perencanaan, koordinasi, serta kontribusi unit bawah tanah seperti unit Batalyon No. 101. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dengan pendekatan kualitatif deskriptif dan metode sejarah (heuristik, verifikasi, interpretasi, historiografi). Data primer berupa transkripsi hasil wawancara Syekh Ahmad Yasin dan Ahmad Mansur serta arsip terkait Intifadah. Data dianalisis melalui teori gerakan sosial, mencakup peluang politik (political opportunities), struktur mobilisasi (mobilizing structures), dan proses pembingkaian (framing processes), menggunakan corak deskriptif-analitis. Penelitian ini menunjukkan bahwa Syekh Ahmad Yasin berperan penting dalam membangun strategi perlawanan selama Intifadah Pertama Palestina 1987-1993. Dari hasil analisis ini, ditemukan ada sembilan poin strategi militansi yang dilakukan Syekh Ahmad Yasin yang dibagi ke dalam tiga periode berdasarkan tahun implementasinya. Sembilan strategi militansi tersebut yaitu: 1) Koordinasi strategis dengan Gerakan Islam, 2) Mobilisasi massa melalui aksi konfrontasi langsung, 3) Penerbitan Komunike Pertama (al-Bayān al-Awwal) dan deklarasi pembentukan Hamas, 4) Menciptakan framing perjuangan, 5) Mempengaruhi persepsi global melalui media, 6) Memboikot perekonomian Israel sebagai bentuk perlawanan, 7) Pembangunan sel militer dan perekrutan anggota, 8) Pembentukan Batalyon No. 101, 9) Membentuk dan mengoperasikan Brigade Martir Izzudin Al-Qassam. Strategi-strategi ini menunjukkan perpaduan antara aspek religius dan nasionalisme, mencerminkan kompleksitas serta kecermatan Syekh Ahmad Yasin dalam membangun gerakan perlawanan yang terorganisir dan berdampak signifikan.