Destinasi wisata menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi keputusan wisatawan dalam menentukan kunjungan. Kegiatan pariwisata telah menjadi bagian integral dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Perkembangan sektor pariwisata di Indonesia menunjukan bahwa aktivitas ini tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan tersier tetapi juga di pengaruhi oleh berbagai kepentingan lainya, seperti pendidikan, agama, dan sektor industri lainya. Lokawisata Pantai Widarapayung menjadi salah satu objek wisata unggulan di Kabupaten Cilacap. Namun, terdapat praktik penarikan biaya asuransi yang dibebankan dalam tiket masuk tanpa penjelasan yang jelas kepada pengunjung. Sehingga, menimbulkan ketidakjelasan dalam keabsahan akad. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik penarikan biaya asuransi pada tiket masuk lokawisata di Pantai Widarapayung dan menganalisis dari perspektif hukum Islam. Jenis penelitian yang digunakan pada skripsi ini adalah penelitian lapangan field research yakni dengan mengumpulkan informasi yang diperoleh dari sasaran penelitian. Dengan pendekatan penelitian hukum yuridis empiris. Data primer yang diperoleh dari wawancara menggunakan teknik incidental sampling dan data sekunder diperoleh dari buku-buku, jurnal, skipsi dan data pendukung lainya yang berkaitan dengan penelitian. Metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa praktik penarikan biaya asuransi pada tiket masuk Lokawisata Pantai Widarapayung yang disatukan dalam tiket masuk menunjukkan adanya transaksi sepihak tanpa keterlibatan aktif konsumen dalam proses akad. Hal ini mencerminkan karakteristik akad baku (ʿaqd al-iz‘ān), di mana pengunjung hanya dapat menerima ketentuan yang telah ditetapkan oleh pengelola. Dalam perspektif hukum Islam, akad baku pada praktik ini diperbolehkan selama tidak mengandung unsur yang bertentangan dengan prinsip keadilan dan keterbukaan. Karena manfaat asuransi tetap diberikan dan disalurkan ketika terjadi risiko kepada pengunjung, seperti perlindungan risiko selama berada di area wisata. Praktik tersebut telah memenuhi prinsip dasar asuransi syariah (at-ta’mīn) yaitu saling menanggung risiko dan memberikan perlindungan secara nyata.