Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji jadal (debat) dalam al-Qur’an perspektif tafsir Maqāṣidi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan jenis kualitatif, yang pengolahan datanya bertumpu pada prosedur penelitian yang menganalis data berdasarkan kata-kata. Adapun dalam pengumpulan data, penelitian ini bersifat kepustakaan (library research), yang mana data di dapat dari tulisan-tulisan yang terkait dengan penelitian. Dari kajian yang telah dilakukan dengan menggunakan tafsir Maqāṣidi, hasil penelitian menunjukkan bahwa kata jadal dalam al-Qur’an disebutkan sebanyak 29 kali dengan berbagai bentuk. Kata jadal berasal dari جَدَلَ - يَجْدُلُ – جُدُوْلًا yang artinya memintal, memilin, mengepang atau keras. Jadal dalam al-Qur’an diartikan sebagai membantah, membela diri, bertengkar, mengajukan gugatan. Ada juga yang mengatakan marah yang mengarah ke makian, makian, bantah-bantahan, berselisih pendapat, berdiskusi terhadap masalah, bertanya-tanya. Dalam perspektif tafsir maqāṣidi jadal memiliki tujuan untuk menjaga agama (ḥifẓ al-Dīn), menjaga akal (ḥifẓ al-‘Aql), dan menjaga tanah air (ḥifẓ al-Dawlah). Sedangkan untuk nilai-nilai fundamental dari jadal meliputi al-‘Adalah (Keadilan), al-Insaniyah (kemanusiaan), al-Ḥurriyah (Kebebasan), al-Masūliyah (Tanggung Jawab), dan al-Wasaṭiyah (Moderasi). Jadal digunakan sebagai alat (wasīlah) dengan tujuan (ghāyah) menyampaikan dakwah Islamiyah, mengungkapkan kebenaran dan untuk untuk membantah/mengalahkan argumen orang-orang yang menolak kebenaran dengan dalil yang batil dan tidak masuk akal. Kata kunci: jadal, debat, al-Qur’an, maqāṣidi.