Latar belakang penelitian ini adalah fenomena konflik dalam keluarga yang sering kali dipicu oleh komunikasi yang tidak efektif, seperti penggunaan bahasa yang kasar, nada tinggi, atau kurang sopan. Dalam konteks budaya Jawa, penggunaan bahasa Krama Inggil dianggap sebagai salah satu strategi komunikasi yang dapat meredakan emosi dan membangun suasana yang harmonis. Bahasa ini tidak hanya berperan sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai instrumen budaya yang mengajarkan nilai kesopanan dan penghormatan. Skripsi ini bertujuan menguji penggunaan bahasa Krama Inggil sebagai media komunikasi interpersonal untuk meredakan emosi dalam mewujudkan keharmonisan keluarga. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subyek dalam penelitian ini adalah keluarga SA yang secara konsisten menerapkan bahasa Krama Inggil dalam kehidupan sehari-hari mereka, khususnya dalam interaksi antar anggota keluarga. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif tentang penerapan bahasa Krama Inggil dalam kehidupan sehari-hari keluarga. Analisis data dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan, sehingga menghasilkan temuan yang mendalam terkait peran bahasa Krama Inggil dalam pengelolaan emosi dan keharmonisan keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Krama Inggil dapat meredakan emosi dan meningkatkan keharmonisan keluarga. Penggunaan bahasa yang penuh kesopanan, pemilihan kata yang lembut, serta kontrol emosi dalam berbicara terbukti mampu mengurangi potensi konflik dalam interaksi keluarga. Selain itu, bahasa Krama Inggil juga mempererat hubungan emosional antar anggota keluarga dengan membangun rasa saling menghargai, kasih sayang, dan kerjasama. Dengan demikian, bahasa Krama Inggil tidak hanya berfungsi sebagai bagian dari budaya Jawa, tetapi juga sebagai strategi komunikasi yang efektif dalam menjaga stabilitas dan keharmonisan keluarga.