Bank syariah menjalankan operasionalnya memiliki maksud untuk mendapatkan keuntungan dan menambah kekayaan bagi pemiliknya. Di pasar yang semakin kompetitif menuntut perbankan syariah untuk terus meningkatkan kinerja dalam semua aspek usahanya termasuk dalam aspek keuangan. Menilai kinerja keuangan dalam suatu perbankan syariah penting dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan perusahaannya karena akan membantu memperlancar operasional. Agar dapat menilai kinerja keuangan sesuai dengan tuntutan, manajemen perbankan syariah perlu memahami metode pengukuran kinerja keuangan yang tepat dengan menggunakan alat bantu berbasis nilai tambah seperti metode Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), dan Financial Value Added (FVA). Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yang menginterpretasikan hasil kinerja keuangan dengan melihat laporan keuangan tahunan bank syariah melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia dan situs resmi masing-masing bank syariah tercatat. Sampel penelitian mencakup bank syariah yang terdaftar di BEI yang mempublikasian laporan tahunan periode 2018-2023. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan riset kepustakaan. Analisis data yang digunakan meliputi metode EVA,MVA, dan FVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan bank syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan metode Economic Value Added (EVA) hanya pada Bank Aladin Syariah yang menghasilkan nilai negatif (tidak baik), kemudian metode Market Value Added (MVA) menunjukkan hasil yang positif (baik) pada Bank Aladin Syariah dan Bank BTPN Syariah, dan metode Financial Value Added (FVA) menghasilkan nilai yang positif (baik) pada Bank Syariah Indonesia, Bank BTPN Syariah, dan Bank Panin Dubai Syariah.