Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ekspresi cinta dan bentuk dukungan sosial yang dialami penghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Asy’ariyah Wonosobo. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi terhadap beberapa santri penghafal Al-Qur’an. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi cinta terhadap Al-Qur’an tidak hanya terwujud dalam aktivitas menghafal secara rutin, tetapi juga melalui keterlibatan emosional, spiritual, dan perilaku. Santri mengekspresikan cinta dengan mengikuti kajian, menjaga konsistensi muroja’ah, memahami makna ayat, serta mengamalkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Ekspresi cinta ini menjadi motivasi intrinsik yang mendorong ketekunan dan ketahanan mental dalam proses tahfidz. Dukungan sosial yang diterima santri sangat berlapis dan mencakup dimensi emosional, instrumental, informasional, dan penilaian, sebagaimana dirumuskan oleh Cohen dan Syme. Dukungan ini diberikan oleh keluarga, teman, ustadz/ustadzah, dan lingkungan pesantren melalui komunikasi verbal maupun nonverbal. Dukungan sosial yang kuat terbukti menjadi penyangga psikologis yang membantu santri menghadapi tantangan, mengurangi stres, serta menjaga motivasi dan kesejahteraan mental. Sinergi antara ekspresi cinta yang mendalam dan dukungan sosial yang berlapis menjadi kunci utama keberhasilan penghafal Al-Qur’an di pesantren ini. Penelitian ini merekomendasikan agar lingkungan pesantren terus mengembangkan program pembinaan yang memperhatikan aspek teknis, emosional, spiritual, dan sosial secara seimbang untuk membentuk penghafal Al-Qur’an yang tangguh dan berintegritas. Kata kunci: ekspresi cinta, dukungan sosial, penghafal Al-Qur’an, pesantren, tahfidz