Kehadiran figur ayah dalam keluarga memiliki peran yang sangat penting
dalam perkembangan psikologis dan emosional anak, terutama anak perempuan.
Namun, kondisi fatherless atau ketidakhadiran ayah, baik secara fisik maupun
emosional, dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan terhadap
perkembangan regulasi emosi anak perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui regulasi emosi seorang anak perempuan yang mengalami kondisi
fatherless dan mengetahui strategi coping anak perempuan fatherless.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis penelitian field
research. Subjek pada penelitian ini yaitu anak perempuan fatherless dengan usia
10-13 tahun yang berjumlah lima anak. Pengumpulan data dengan teknik observasi,
wawancara, dan dokumentasi kemudian diolah dengan teknik analisis data reduksi
data, penyajian data, dan verifikasi data yang diolah menggunakan triangulasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidakhadiran ayah atau kondisi
fatherless pada anak perempuan dapat mempengaruhi regulasi emosi anak.
Regulasi emosi ditunjukkan dengan menyadari perasaan negatif, seperti sedih dan
kecewa meskipun tidak semua dapat mengekspresikannya secara terbuka.
Menghadapi hal tersebut anak fatherless melakukan emotion-focused coping.
Emotion-focused coping yang dilakukan lima anak perempuan fatherless
cenderung menggunakan emotion-focused coping adaptif, seperti mencari
dukungan emosional dari orang lain, serta menyalurkan emosi melalui aktivitas
positif seperti pengalihan diri, dan berdoa. Sementara terdapat aktivitas lain seperti
menyalurkan emosinya dengan aktivitas yang negatif seperti bermain hp
berkepanjangan.