Pegadaian syariah berperan penting dalam menyediakan pembiayaan berbasis syariah di tengah meningkatnya permintaan masyarakat akan pembiayaan yang cepat dan bebas riba, salah satunya melalui produk pembiayaan ar-rahn. Namun, profitabilitas pegadaian syariah tidak hanya ditentukan oleh besarnya pembiayaan yang disalurkan, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti fluktuasi harga emas dan tingkat inflasi. Dalam konteks dinamika ekonomi makro, penting untuk mengkaji sejauh mana ketiga variabel tersebut berpengaruh terhadap kinerja keuangan Pegadaian Syariah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembiayaan ar-rahn, harga emas, dan tingkat inflasi terhadap profitabilitas Pegadaian Syariah di Indonesia periode 2020 s.d. 2024. Profitabilitas diukur menggunakan Return on Asset (ROA). Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis regresi linear berganda yang telah diuji melalui asumsi klasik, menggunakan data sekunder (data time series) tahun 2020 – 2024 yang diperoleh dari Annual Report PT Pegadaian, PT. Antam, Badan Pusat Statistik serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Penelitian ini didasarkan pada Signalling Theory, yang menyatakan bahwa informasi keuangan, seperti pertumbuhan pembiayaan dapat menjadi sinyal positif bagi investor dan pemangku kepentingan terkait prospek perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan ar-rahn berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Sementara itu, harga emas dan tingkat inflasi tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap profitabilitas. Namun, secara simultan ketiga variabel tersebut terbukti berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Pegadaian Syariah. Uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa ketiga variabel memberikan kontribusi sebesar 26,9% terhadap profitabilitas. Secara teoritis, angka tersebut menunjukkan bahwa pembiayaan ar-rahn, harga emas dan tingkat inflasi secara simultan mampu menjelaskan 26,9% variasi dalam profitabilitas Pegadaian Syariah. Ini menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan memiliki daya prediksi yang cukup relevan terhadap fenomena yang diteliti. Adapun, keterbatasan penelitian ini terletak pada periode waktu yang relatif singkat dan belum mempertimbangkan faktor musiman secara eksplisit.