Fenomena meningkatnya jumlah pengemudi ojek online di Purwokerto menjadi sorotan penting dalam dinamika ekonomi masyarakat urban. Berdasarkan pra-observasi, banyak individu dari latar belakang pekerjaan berbeda, seperti buruh harian, pekerja sektor informal, hingga mahasiswa, yang menjadikan profesi driver ojek online sebagai alternatif utama maupun sampingan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Namun, muncul pertanyaan sejauh mana profesi ini memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan kesejahteraan ekonomi, serta apakah sistem dan mekanisme pendapatan yang berlaku dalam pekerjaan ini telah selaras dengan prinsip keadilan ekonomi dalam Islam yang menjunjung kejujuran, keseimbangan, dan kehalalan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek penelitiannya adalah driver Gojek, Grab, dan Maxim yang beroperasi di wilayah Purwokerto, sementara objeknya adalah peranan ojek online dalam meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat perspektif keadilan ekonomi Islam. Data yang digunakan meliputi data primer dari wawancara, dokumentasi, dan observasi langsung, serta data sekunder dari buku, jurnal, artikel, dan berita. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, dengan uji keabsahan data menggunakan metode triangulasi sumber, teknik, dan waktu untuk memastikan validitas dan keandalan data yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ojek online memiliki kontribusi terhadap peningkatan pendapatan masyarakat, baik sebagai pekerjaan utama maupun sampingan. Estimasi pendapatan bulanan driver di Purwokerto Grab sebesar Rp3.500.000–Rp5.500.000, Gojek sebesar Rp2.400.000–Rp3.600.000, dan Maxim sebesar Rp2.100.000–Rp3.600.000. Perbedaan pendapatan dipengaruhi oleh sistem insentif, jumlah order, strategi kerja, serta zona operasional. Dari perspektif ekonomi Islam, ditemukan bahwa belum semua platform menerapkan prinsip keadilan (‘adl), transparansi, dan keseimbangan hak serta kewajiban. Oleh karena itu, dibutuhkan penguatan nilai-nilai ekonomi Islam dalam sistem kerja ojek online agar tercipta keadilan distributif yang berkelanjutan.