Tingginya angka perceraian di wilayah Banyumas mendorong perlunya penyelesaian sengketa yang efektif melalui mediasi di Pengadilan Agama. Namun, pelaksanaan mediasi sering kali dianggap sebagai formalitas belaka. Dalam konteks ini, peran dan strategi hakim mediator menjadi sangat penting untuk meningkatkan keberhasilan mediasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teori yang digunakan adalah teori strategi mediasi dari Christopher W. Moore, yang membagi strategi menjadi empat jenis: substantif, prosedural, relasional, dan komunikatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikatif dan relasional paling dominan digunakan oleh hakim mediator di Pengadilan Agama Banyumas. Strategi ini dinilai efektif dalam membangun suasana damai dan mendorong keterbukaan antara para pihak. Keberhasilan mediasi dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kesiapan emosional, niat berdamai, dan sikap terbuka. Sebaliknya, niat bercerai yang kuat dan ketidakhadiran pihak menjadi hambatan utama. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya pelatihan strategi bagi mediator dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang manfaat mediasi.