Penyediaan lahan parkir pada tempat usaha merupakan bagian dari pelayanan dan tanggung jawab sosial pelaku usaha kepada konsumen serta masyarakat sekitar. Namun, dalam praktiknya beberapa dari mereka masih memanfaatkan fasilitas umum, seperti trotoar, bahu jalan, atau lapangan terbuka yang tidak terorganisir dengan baik untuk fasilitas parkirnya dan mengganggu kenyamanan pengguna jalan lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana mekanisme dalam penyediaan lahan parkir yang dilakukan pelaku usaha kuliner di sekitar Lapangan Bancarkembar, Kecamatan Purwokerto Utara. Selain itu, penelitian ini juga akan menganalisis pandangan etika bisbis Islam terhadap upaya pelaku usaha dalam menangani penyediaan lahan parkir. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan normatif-empiris melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan subjek. Data primer diperoleh dari observasi dan wawancara dengan menggunakan teknik purposive sampling dari 12 narasumber yang terdiri dari 5 pelaku usaha lahan non-permanan, 2 pelaku usaha lahan tetap, dan 5 konsumen di sekitar lapangan Bancarkembar, Kecamatan Purwokerto Utara. Data sekunder diambil dari berbagai sumber seperti buku yang membahas tentang etika bisnis Islam, skripsi dan jurnal terdahulu, internet/web resmi serta Peraturan Daerah yang relevan dengan penelitian ini. Analisis data dilakukan secara sistematis melalui tahap reduksi data, penyajian dan menarik kesimpulan dengan menggunakan metode diskriptif kualitatif. Penelitian ini menyimpulkan dua hal. Pertama, penyediaan lahan parkir oleh pelaku usaha kuliner di sekitar Lapangan Bancarkembar masih bersifat informal dan belum memenuhi ketentuan Perda Kabupaten Banyumas Nomor 4 Tahun 2021. Baik pelaku usaha kaki lima maupun pemilik bangunan tetap cenderung memanfaatkan fasilitas umum tanpa menyediakan lahan parkir yang layak. Kedua, ditinjau dari etika bisnis Islam, prinsip-prinsip seperti tanggung jawab sosial (amanah), kebaikan/kebajikan (ihsan), dan memberikan rasa aman dan nyaman serta maslahah masih belum terimplementasi, sehingga tanggung jawab sosial pelaku usaha dalam memanfaatkan area publik perlu diperkuat untuk mewujudkan kemaslahatan bersama.