Strategi dakwah merupakan suatu perencanaan sistematis serta metode yang digunakan secara sadar oleh seorang da’i atau lembaga dakwah untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat, dengan memperhatikan berbagai aspek penting seperti kondisi sosial, budaya, lingkungan, dan psikologis sasaran dakwah. Strategi dakwah tidak hanya berorientasi pada penyampaian materi keagamaan secara verbal, tetapi juga mencakup pendekatan praktis yang menyentuh aspek kehidupan sehari-hari masyarakat. Fenomena kenakalan remaja seperti tawuran, kekerasan, hingga penganiayaan yang marak terjadi seperti insiden hampir tawuran di Desa Beji, Banyumas; perkelahian dua kelompok di Banjarnegara; serta pengeroyokan oleh oknum pesilat di Malang menjadi bukti pentingnya penanaman nilai-nilai Islam seperti akhlak dan tauhid pada generasi muda, baik di dalam maupun di luar organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis strategi dakwah yang diterapkan oleh organisasi Pencak Silat Pagar Nusa dalam membentuk nilai-nilai keislaman pada remaja di Kabupaten Banyumas. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan partisipatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini terdiri dari pimpinan cabang, pengurus, pelatih, dan anggota Pagar Nusa. Strategi dakwah yang diterapkan mencakup tiga pendekatan utama, yaitu: strategi sentimentil (melalui keteladanan atau uswah hasanah), strategi rasional (penguatan ideologis dan argumentatif), dan strategi hissi (pendekatan inderawi melalui simbol, pakaian, dan gerakan jurus yang mengandung makna spiritual). Nilai-nilai keislaman yang ditanamkan meliputi aspek akidah, ibadah, akhlak, kedisiplinan, spiritualitas, dan cinta tanah air.