Perselingkuhan dalam keluarga merupakan salah satu bentuk disfungsi yang berdampak besar terhadap perkembangan psikologis dan perilaku anak. Anak-anak korban perselingkuhan orang tua sering kali mengalami tekanan emosional, kehilangan kepercayaan, serta merasa terabaikan dalam keluarga. Kondisi ini dapat memicu timbulnya perilaku menyimpang sebagai bentuk pelarian atau reaksi terhadap krisis emosional yang dialami. Tujuan dalam penelitian ini adalah apa saja ragam perilaku menyimpang yang dialami oleh anak korban perselingkuhan orang tua dan bagaimana solusi atau upaya yang dilakukan anak untuk mengatasi perilaku menyimpang tersebut? Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian berjumlah tiga orang anak yang secara langsung mengalami dampak perselingkuhan dalam keluarga mereka. Metode data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, serta dokumentasi. Terdapat tiga jenis analisis data yaitu reduksi data, penyajian data,verifikasi data dan kesimpulan. kemudian dianalisis secara deskriptif dengan mengaitkan temuan lapangan pada teori strain, marital distissfaction dan coping strategy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ragam perilaku menyimpang yang muncul pada anak korban perselingkuhan orang tua antara lain adalah merokok, mengonsumsi alkohol, seks bebas, menyakiti diri sendiri, serta menarik diri dari lingkungan sosial. Perilaku-perilaku ini merupakan respons atas tekanan emosional dan hilangnya kepercayaan terhadap keluarga. Adapun solusi yang dilakukan anak untuk mengatasi masalah tersebut terbagi menjadi dua, yaitu solusi internal seperti refleksi diri, peningkatan ibadah, dan menjauhi lingkungan negatif; serta solusi eksternal seperti mencari dukungan dari teman, keluarga, dan bantuan tenaga profesional.