Keluarga dalam pandangan masyarakat pada umumnya idealnya tinggal bersama di bawah satu atap. Namun, di era yang modern ini, mulai banyak pasangan suami istri yang tidak tinggal bersama dalam rumah yang sama sehingga pasangan suami istri tersebut menjalani Long Distance Marriage sehingga tantangan yang dialamipun beragam. Akan tetapi, keberhasilan saat menjalani hubungan jarak jauh bisa dilihat dari adanya dukungan antara pasangan suami istri, saling menjaga komitmen, membangun rasa percaya dan keterbukaan diri kepada pasangan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif kemudian data diperoleh dari observasi, wawancara dengan 4 pasangan yang menjalani pernikahan jarak jauh di Desa Tambaksari, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, displai data, analisis data, deskripsi dan hasil penelitian, lalu penyimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self disclosure atau keterbukaan diri menjadi fondasi utama dalam membangun dan mempertahankan kepercayaan pada pasangan pernikahan jarak jauh (Long Distance Marriage) di Desa Tambaksari. Praktik keterbukaan ini sangat efektif dalam mengurangi kecemasan, rasa curiga, dan salah paham yang sering muncul akibat jarak fisik. Bagi pasangan long distance marriage diharapkan dapat meningkatkan konsistensi dalam melakukan self disclosure, baik melalui komunikasi langsung maupun media digital, untuk menjaga keterbukaan dan kepercayaan.