Service charge merupakan tambahan biaya yang dibebankan kepada konsumen di luar harga makanan dan minuman yang dikonsumsi. Dalam tinjauan fikih muamalah, praktik jual beli harus memenuhi rukun dan syarat, yaitu adanya pihak yang berakad, ijab qabul, objek yang jelas, serta kerelaan kedua belah pihak tanpa adanya unsur paksaan atau garar (ketidakjelasan). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis praktik penambahan biaya service charge di cafe Safari See Too Sky Baturaden yang dijalankan berdasarkan prinsip – prinsip hukum Islam, Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan yuridis – empiris. Sumber data ada dua yaitu primer berupa wawancara dan observasi pada pengelola café Safari See Too Sky Baturaden dan sekunder berupa dokumentasi laporan yang tersedia. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian data yang sudah diperoleh, dianalisis menggunakan metode analisis data kualitatif Model Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa praktik penambahan biaya service charge di café Safari See Too Sky Baturaden ditemukan persoalan aspek transparansi mengenai penerapan biaya tersebut. Dalam perspektif hukum Islam, jual beli makanan dan minuman adalah sah selama terpenuhi rukun dan syaratnya. Namun, apabila dalam transaksi terdapat tambahan biaya service charge tanpa adanya pemberitahuan atau kesepakatan sebelumnya, maka dapat menimbulkan unsur ketidakjelasan (garar). Kata kunci : Service Charge, Hukum Islam, Garar.