Pengelolaan zakat yang profesional, transparan, dan sesuai dengan nilai- nilai islam menjadi tuntutan penting dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga amil zakat. Baznas sebagai lembaga resmi yang bertugas menghimpun dan menyalurkan zakat memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan proses tersebut berjalan secara optimal. Salah satu faktor kunci yang memengaruhi kinerja organisasi adalah budaya organisasi yang diterapkan. Dalam konteks baznas, budaya organisasi tidak hanya mengacu pada nilai-nilai manajerial modern, tetapi juga harus mencerminkan prinsip-prinsip syariat islam yang menjadi landasan utamanya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana budaya organisasi di baznas diimplementasikan dalam proses pengelolaan zakat, dengan menggunakan teori budaya organisasi dari Stephen P. Robbins sebagai kerangka analisis. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini terdiri dari pimpinan bagian sdm dan staf baznas yang terlibat langsung dalam pengelolaan zakat, sehingga diperoleh gambaran yang komprehensif mengenai nilai-nilai budaya organisasi yang dianut dan dijalankan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baznas telah mengadaptasi tujuh elemen budaya organisasi menurut robbins ke dalam nilai-nilai islam yang relevan. Budaya inovasi dan keberanian mengambil risiko diterjemahkan ke dalam semangat menjalankan syariat islam, keterincian dalam pekerjaan diwujudkan dalam bentuk kepastian hukum, orientasi hasil diubah menjadi orientasi pada kemanfaatan, orientasi terhadap sumber daya manusia didasarkan pada keadilan, kerja tim dijalankan secara terintegrasi, sikap agresif dan kompetitif dilandasi oleh akuntabilitas, serta stabilitas organisasi dijaga melalui prinsip amanah. Implementasi nilai-nilai ini membuktikan bahwa baznas berhasil memadukan manajemen modern dengan nilai keislaman dalam pengelolaan zakat secara efektif dan berintegritas