Perkembangan media digital telah menghadirkan ruang baru bagi penyebaran dakwah Islam, termasuk melalui platform YouTube. Kanal @FelixSiauw menjadi salah satu media dakwah yang aktif menyampaikan nilai-nilai Islam kepada generasi muda dengan gaya bahasa yang lugas dan retoris. Salah satu playlist yang menjadi perhatian adalah Ngaji Jomblo, yang membahas persoalan pernikahan dari sudut pandang Islam. Playlist ini tidak hanya menjadi media edukasi, tetapi juga membangun koneksi emosional dan rasional dengan audiens melalui pendekatan retorika yang kuat. Fenomena ini menarik untuk dikaji lebih dalam melalui perspektif teori retorika Aristoteles. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan secara mendalam bagaimana retorika dakwah Ustaz Felix Siauw disampaikan dalam playlist Ngaji Jomblo melalui kanal YouTube. Penelitian ini menggunakan teori retorika Aristoteles. Data dikumpulkan melalui dokumentasi video, observasi isi, serta wawancara dengan admin kanal @FelixSiauw. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ustaz Felix Siauw secara konsisten menggunakan tiga unsur retorika utama dalam dakwahnya. Unsur ethos tampak dari kredibilitas personal dan kesantunan dalam menyampaikan pesan. Pathos muncul dari gaya tutur yang emosional, penuh analogi, dan menyentuh keresahan audiens muda. Sementara logos tergambar dari alur berpikir yang logis dan sistematis dalam menjelaskan topik-topik pernikahan. Kelima prinsip dasar retorika juga tercermin kuat: inventio melalui pemilihan tema-tema yang relevan; dispositio dalam susunan materi yang terstruktur; elocutio dari gaya bahasa yang komunikatif; memoria melalui penguasaan materi secara spontan; dan pronuntiatio dalam ekspresi, intonasi, dan gestur tubuh yang mendukung kekuatan pesan. Retorika ini membentuk strategi dakwah digital yang tidak hanya komunikatif, tetapi juga membangun pengaruh emosional dan rasional terhadap audiens