ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna libās dalam Al-Qur’an dengan menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes. Dalam konteks masyarakat Muslim, kata libās sering dipahami secara sempit sebagai pakaian fisik semata, padahal ia memuat nilai-nilai simbolik, spiritual, dan moral yang mendalam. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kegelisahan atas penyempitan makna tersebut dan bertujuan menjawab dua rumusan masalah: 1) Bagaimana makna denotasi dan konotasi libās dalam Al-Qur’an? 2) Bagaimana makna mitologi libās dalam Al-Qur’an? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berbasis studi pustaka, dengan mengambil tujuh ayat Al-Qur’an yang mengandung lafaz libās. Data dianalisis dengan pendekatan semiotika Roland Barthes yang membagi makna menjadi tiga tahap: denotasi, konotasi, dan mitologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahap denotasi, libās dimaknai sebagai pakaian fisik, pencampuran, ketenangan, dan amal saleh. Pada tahap konotasi, libās menggambarkan ketenangan suami istri, keteduhan malam, kemuliaan, amal saleh, dan peringatan terhadap penyamaran kebenaran. Pada tahap mitologi, libās menjadi simbol kesucian spiritual, ketakwaan, ketenangan ilahi, dan kemuliaan abadi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa makna libās dalam Al-Qur’an tidak hanya berarti pakaian fisik, tetapi juga memiliki makna yang lebih dalam. Kata ini mengandung pesan tentang ketenangan, perlindungan, amal saleh, serta nilai-nilai spiritual dan keagamaan. Dengan pendekatan semiotika Roland Barthes, makna libās menjadi lebih luas dan dapat dipahami sebagai simbol yang menyampaikan pesan moral, sosial, dan keimanan. Kata Kunci: libās, Al-Qur’an, semiotika, Roland Barthes