Toleransi beragama adalah sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan keyakinan antarumat beragama tanpa memaksakan kehendak atau mencampuri urusan ibadah agama lain. Toleransi tidak berarti menyamakan ajaran agama, tetapi mengakui hak setiap individu untuk menjalankan keyakinannya secara bebas dan bertanggung jawab dalam kerangka hukum atau etika sosial. Dalam konteks masyarakat majemuk seperti Indonesia, toleransi beragama menjadi landasan penting untuk menciptakan kehidupan sosial yang harmonis dan damai. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap nilai-nilai toleransi beragama dalam film “Bumi Itu Bulat” karya Robert Ronny melalui pendekatan analisis semiotika Charles Sanders Peirce. Film ini dipilih karena secara eksplisit menyuarakan pentingnya hidup harmonis di tengah keberagaman agama dan budaya di Indonesia. Metode semiotika Peirce digunakan untuk menganalisis tanda-tanda berupa representamen, objek, dan intepretant yang muncul dalam berbagai adegan film “Bumi Itu Bulat”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat delapan nilai utama toleransi beragama yang ditampilkan dalam film, yaitu: persahabatan lintas agama, dialog antaragama yang harmonis, penolakan terhadap fanatisme dan radikalisme, pencarian makna spiritual yang inklusif, musik sebagai jembatan toleransi, penolakan terhadap ekstremisme, pendidikan nilai toleransi dalam keluarga, serta penghargaan terhadap perbedaan keyakinan. Lebih lanjut, melalui pendekatan semiotik, nilai-nilai ini dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori utama: agree in disagreement (kesepakatan dalam perbedaan), menghormati keyakinan orang lain, dan memelihara serta mempererat persaudaraan. Temuan ini diperoleh dari identifikasi 12 adegan penting dalam film. Dengan demikian, film “Bumi Itu Bulat” tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media edukatif yang mampu menanamkan dan menyebarkan nilai-nilai toleransi beragama secara efektif kepada masyarakat luas.