Adanya krisis nilai dan pendidikan karakter tidak hanya dijumpai pada anak normal, termasuk pada anak berkebutuhan khusus. Masih dijumpai berbagai permasalahan seperti ketidakmampuan dalam pengaturan diri, ketidakmampuan interaksi sosial, kemampuan emosional rendah sehingga memunculkan perilaku yang bertentangan moral dan tidak sesuai dengan masa perkembangannya. Kondisi ini menjadi tantangan bagi sekolah untuk menjadi wadah yang dapat membantu orang tua yaitu dengan memberikan bekal pembentukan karakter. Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana pembentukan karakter kemandirian pada anak berkebutuhan khusus tunagrahita melalui habit forming di SMP Boarding School Putra Harapan Purwokerto. Melalui pendekatan kualitatif studi kasus, data diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Subjek penelitian yaitu 5 anak tunagrahita. Analisis data yang dilakukan peneliti menggunakan reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembentukan karakter kemandirian pada anak berkebutuhan khusus tunagrahita melalui habit forming dibagi menjadi 3 macam yaitu kegiatan rutin, pembiasaan berupa keteladanan dan kegiatan serentak. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa adanya habit forming memberikan kontribusi positif dalam pembentukan karakter kemandirian pada anak tunagrahita di SMP Boarding School Putra Harapan Purwokerto. Selain itu, didukung oleh keterlibatan guru dan orang tua dalam memberikan peran aktif berpartisipasi dalam pembiasaan habit forming. Adapun bentuk karakter kemandirian meliputi kemandirian emosional, kemandirian tingkah laku, kemandirian intelektual, kemandirian sosial dan kemandirian ekonomi Kata Kunci : Pembentukan Karakter, Karakter Kemandirian, Habit Forming