Putus cinta merupakan pengalaman emosional yang dapat berdampak signifikan terhadap kondisi psikologis individu, terutama wanita dewasa awal yang sedang berada dalam fase pembentukan identitas diri. Mahasiswi Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) angkatan 2021 sering kali menghadapi tantangan emosional setelah mengalami perpisahan, yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis serta proses perkembangan pribadi mereka. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman transformasi diri yang dialami oleh wanita dewasa awal pasca putus cinta serta faktor-faktor yang mendukung proses perubahan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi, yang bertujuan untuk memahami pengalaman subjektif individu dalam menghadapi peristiwa emosional yang mendalam. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan dua mahasiswi BKI angkatan 2021 yang telah mengalami putus cinta dan menunjukkan perubahan dalam diri mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transformasi diri setelah putus cinta terjadi melalui tiga tahapan utama, yaitu estetika, etika, dan religius, sebagaimana dijelaskan dalam teori eksistensialisme Kierkegaard. Individu awalnya mengalami keterpurukan emosional, kemudian mulai melakukan refleksi diri, dan akhirnya mencapai tahap penerimaan serta pencarian makna hidup melalui pendekatan spiritual. Faktor-faktor yang berperan dalam proses transformasi ini meliputi dukungan sosial, kompetensi pribadi, spiritualitas, dan motivasi internal, yang membantu partisipan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan emosional dan membangun kembali identitas diri mereka.