Efisiensi sangat penting bagi OPZ karena seluruh operasionalnya menggunakan dana ZIS. Islam melarang pemborosan dan menganjurkan pengelolaan yang tepat guna. Di Banyumas, potensi zakat 2023 mencapai Rp 922 miliar, namun yang terkumpul hanya Rp 16,9 miliar. Ini menunjukkan perlunya peningkatan efisiensi agar penghimpunan dan penyaluran dana ZIS lebih optimal. Penelitian ini mengukur efisiensi keuangan OPZ di Kabupaten Banyumas serta mengidentifikasi penyebab inefisiensi dan potensi optimalisasinya selama 2018–2024. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan non-parametrik. Metode penelitian pada studi ini ialah dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA) menggunakan perangkat lunak Boxnia Frontier. Data yang diolah adalah laporan keuangan msing-masing OPZ di Kabupaten banyumas. Hasil penelitian menunjukan BAZNAS Kabupaten Banyumas mencapai efisiensi di tahun 2019, 2020, 2021, dan 2023. Dan efisiensi belum sempurna di tahun 2022 dan 2024. LAZIS NU Kabupaten Banyumas mencapai efiseinesi pada di 2020, 2022, dan 2023. Dan efisiensi belum sempurna di tahun 2019 dan 2021. LAZIS MU Kabupaten Banyumas mencapai efiseinesi pada di 2019, 2020, 2022 dan 2023. Dan efisiensi belum sempurna di tahun 2018 dan 2021. Terjadi inefisiensi karena kelebihan biaya pada variabel input dan masih kurangnya pada variabel oputput. Efisiensi dapat dioptimalkan, BAZNAS Kabupaten Banyumas dengan total asset diturunkan 12%, gaji amil diturunkan 6%, biaya operasional diturunkan 9%, dana ZIS terhimpun ditingkatkan sebesar 1% dan dana ZIS tersalurkan ditingkatkan 3%. Pada LAZIS NU Kabupaten dengan total asset diturunkan 5%, gaji amil diturunkan 5%, biaya operasional diturunkan 3%, dana ZIS terhimpun sudah maksimal dan dana ZIS tersalurkan ditingkatkan 2%. Pada LAZIS MU Kabupaten dengan total asset diturunkan 3%, gaji amil diturunkan 7%, biaya operasional diturunkan 1%, dana ZIS terhimpun ditingkatkan 1% dan dana ZIS tersalurkan ditingkatkan 1%