Pesantren dikenal sebagai lembaga pendidikan Islam yang memiliki kadar
keimanan kuat dalam menerapkan ajaran Islam di kehidupan nyata. Pesantren Nurul
Huda sebagai lembaga pendidikan Islam memiliki beragam fakta unik, meliputi; (1)
Pesantren hanya menerima calon santri dari yatim-piatu, yatim, piatu dan duafa; (2)
Biaya pendidikan santri adalah gratis; (3) Jumlah santri lebih dari 1.200 anak; (4)
Kiai dan pengelola pesantren tidak memiliki pekerjaan tetap; (5) Pesantren Nurul
Huda tidak memiliki donatur tetap; (6) Pesantren Nurul Huda memiliki entitas
usaha bernama Enha Corporation namun keberadaannya belum dapat menutupi
kebutuhan operasional pesantren. Melihat fenomena tersebut selanjutnya
melahirkan dorongan untuk meneliti Pesantren Nurul Huda.
Karya ini merupakan hasil dari penelitian kualitatif dengan paradigma post
positifisme. Pendekatan yang digunakan yaitu sejarah dan etnografi. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi, dan wawancara.
Sedangkan teknik analisis data menggunakan pendekatan etnografi (simbolik-
interpretatif).
Temuan penelitian ini bahwa manajemen Ilahiyah yang diterapkan
Pesantren Nurul Huda didasarkan pada keimanan yang diseimbangkan dengan
ikhtiar maksimal. Keimanan itu berlandas pada keyakinan mendalam terhadap sifat
Allah yang Maha Kuasa dan Maha Kaya. Keyakinan tersebut selanjutnya
diterapkan melalui ikhtiar maksimal pemimpin, tim pengelola dan eleman
pesantren. Tujuan penerapan keyakinan dimaksud ialah untuk Allah dan untuk
Rasulullah Muhammad Saw., yang diaplikasikan dengan memfasilitasi pendidikan
gratis para santri. Deskripsi tentang penerapan itu dituangkan pada hasil penelitian
melalui tahap refleksi, tahap konsepsi, tahap aksi, dan tahap evaluasi.
Kontribusi keilmuan sebagai hasil penelitian dengan tema manajemen
Ilahiyah di Pesantren Nurul Huda yaitu ditemukannya konsep Manajemen Ilahiyah
di Pesantren. Konsep Manajemen Ilahiyah di Pesantren merupakan sebuah skema
pengelolaan lembaga pendidikan yang selalu mengikatkan diri kepada Allah
sembari melakukan ikhtiar maksimal. Upaya mengikatkan diri kepada Allah
sembari melakukan ikhtiar maksimal itu dijabarkan dalam Segitiga Manajemen
Ilahiyah. Isi Segitiga Manajemen Ilahiyah, yaitu; Dimensi Perenungan, Dimensi
Aksi dan Dimensi Tawakal. Ketiga dimensi tersebut memiliki tugas dan fungsi
masing-masing dalam mewujudkan pengelolaan lembaga yang unggul.