Berawal dari pandangan bahwa Al-Qur’an itu selalu relevan pada setiap waktu dan tempat. Kita sebagai umat Islam diharuskan untuk selalu mempelajari hingga menafsirkan Al-Qur’an sesuai dengan konteks sosial dan sejarah. Seringkali manusia baru menyadari bahwa Al-Qur’an merupakan solusi atas semua permasalahan yang ada pada dirinya. Khususnya pada kisah binatang, ini merupakan bagian dari makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT yang mempunyai peran cukup penting dalam menjaga kelestarian alam disekitarnya. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk mengkaji lebih lanjut tentang bagaimana nilai moral yang ada pada kisah binatang dalam Al-Qur’an. Dalam penelitian ini, menggunakan jenis penelitian Al-Qur’an yang menjadikan Al Qur’an sebagai objek dari kajian, sehingga sumber rujukan utama dan pertamanya adalah kitab suci Al-Qur’an dengan fokus pada ayat-ayat yang berbicara tentang kisah binatang. Selain itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penafsiran Maudhu’i (tematik) kemudian disajikan dengan teori Double Movement Fazlur Rahman terhadap nilai ideal moral yang dikontekstualisasikan pada saat ini. Hasilnya, ditemukan ada sebelas surat dengan dua puluh ayat dari total delapan binatang yang mengandung pelajaran untuk manusia sendiri atau berkelompok. Di antaranya yaitu: semut, lalat, lebah, laba-laba, burung hud-hud, keledai, kera, dan anjing. Dari semuanya itu mengandung adanya nilai moral pada kisah bintang yang menunjuk pada perilaku baik buruk manusia yang disamakan dengan binatang, kisah binatang yang sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an dengan berbagai macam gaya bahasa yang mudah dipahami seperti sifat-sifat yang ada pada kehidupan binatang, kedekatan sifat binatang dengan manusia, serta kebutuhan yang digunakan manusia terhadap binatang dalam Al-Qur’an.