Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia semakin meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat terhadap prinsip-prinsip syariah. Persaingan yang ketat dalam industri ini menuntut lembaga keuangan syariah, termasuk BPRS Buana Mitra Perwira, untuk memiliki strategi bisnis yang tepat guna mempertahankan dan meningkatkan daya saingnya. Penelitian ini bertujuan untuk menilai posisi kompetitif dan strategi bersaing BPRS Buana Mitra Perwira dengan menggunakan Matriks General Electric (GE) McKinsey. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi Observasi Partisipatif, wawancara terstruktur, dan dokumentasi, yang digabungkan dalam triangulasi. Hal ini bertujuan untuk memastikan keakuratan informasi mengenai kondisi internal dan eksternal BPRS Buana Mitra Perwira. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BPRS Buana Mitra Perwira memiliki posisi kompetitif yang cukup kuat dengan skor daya tarik industri sebesar 3,7 dan kekuatan bisnis sebesar 3,9. Bank ini berada di kuadran GROW dalam Matriks GE McKinsey, yang menunjukkan adanya peluang pertumbuhan signifikan meskipun persaingan industri cukup ketat. Kekuatan utama BPRS meliputi SDM yang kompeten, produk dan layanan syariah inovatif, tata kelola perusahaan yang baik, serta reputasi dan citra yang positif. Namun, terdapat kelemahan dalam hal keterbatasan layanan digital seperti ATM dan mobile banking serta tingkat Non-Performing Financing (NPF) yang masih tinggi. Berdasarkan hasil analisis, strategi yang direkomendasikan meliputi pengembangan layanan digital, inovasi produk syariah, serta peningkatan manajemen risiko kredit untuk memperkuat daya saing di pasar perbankan syariah.